1. Seorang dosen Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta bernama Ahmad Munasir Rafie Pratama dilaporkan hilang kontak setelah mengikuti aktivitas mobilitas global di University of South-Eastern Norway (USN).
2. Tim UII Yogyakarta yang terdiri atas empat orang, termasuk dirinya, Ahmad Munasir, dan dua orang lain telah meninggalkan Norwegia melalui Bandar Udara Gardermoen Oslo pada Minggu (12/2).
3. Komunikasi terakhir Ahmad Munasir dengan istrinya tercatat pada Minggu siang (12/2) dalam perjalanan pulangnya yang saat itu berada di Bandara Oslo beberapa saat sebelum menaiki pesawat menuju Istanbul.
Artikel ini memberikan informasi tentang kehilangan seorang dosen Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta bernama Ahmad Munasir Rafie Pratama setelah ia mengikuti aktivitas mobilitas global di University of South-Eastern Norway (USN). Artikel ini juga memberikan informasi tentang rute perjalanannya kembali ke Indonesia dan komunikasi terakhirnya dengan istrinya.
Ketika membaca artikel ini, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan untuk memastikan kepercayaan dan keandalannya. Pertama, artikel ini tidak menyebutkan sumber informasi yang digunakan untuk membuat laporan. Ini berarti bahwa artikel mungkin didasarkan pada laporan sepihak atau pendapat subjektif tanpa bukti ilmiah atau faktual yang mendukungnya. Kedua, artikel ini tidak menyebutkan apapun tentang potensi bias atau pandangan subjektif yang mungkin dimiliki oleh penulis atau sumber informasi yang digunakannya. Ketiga, artikel ini juga tidak menyebutkan argumen tandingan atau pandangan alternatif tentang masalah ini. Keempat, artikel ini juga tidak menghadirkan kedua belah pihak secara setara dan tidak memberikan wawasan tentang risiko yang mungkin timbul akibat situasi ini.
Kesimpulannya, meskipun artikel ini memberikan informasi tentang kehilangan seorang dosen UII Yogyakarta bernama Ahmad Munasir Rafie Pratama setelah ia mengikuti aktivitas mobilitas global di University of South-Eastern Norway (USN), namun ada beberapa poin penting yaitu sumber informasi, potensi bias, argumen tandingan, dan risiko yag harus dipertimbangan agar memastikan kepercayaan dan keandalannya.